Kuret atau kuretase, setiap perempuan atau wanita pasti agak parno dengan hal ini. Kuretase adalah pembedahan rahim yang terjadi karena masalah kelainan menstruasi, kehamilan, kontrasepsi, keguguran, dan polip. Tentunya tidak ada perempuan manapun yang menginginkannya karena sakit atau trauma yang pernah di rasakan baik oleh diri pribadi maupun kisah dari orang lain.
Sebagai perempuan Saya pun demikian tidak mau bahkan di harapkan jauh-jauh dari hal yang namanya kuret, takut.. tapi yah takdir berkata lain, akhir tahun 2017 aku dinyatakan positif hamil oleh bidan klinik ini berita sangat luar biasa bahkan spektakuler karena memang anakku baru 1 orang laki-laki.
Seperti masih tidak percaya sayapun mencari second opinion ke bidan puskesmas karena Saya pengguna BPJS kesehatan maka mengikuti prosedur dengan periksa di faskes kala itu di PusKesMas. kayaknya wanita hamil lainnya akupun rutin periksa ke bidan guna menjaga kehamilan keduaku ini agar selalu sehat karena Trimester I butuh concern lebih. Semua saran Saya lakukan minum 3 variant vitamin, makan sehat, dan cukup istirahat.
Memasuki minggu ke 10 aku kena flek (setetes darah kecoklatan), karena berfikiran positif mengira karena kelelahan selain itu hamil anak pertama pun Saya pernah flek tapi sekarang jadi anak lelaki yang sehat dan cerdas, maka Saya pun berpikiran sama dan mulai banyak istirahat.
Ternyata flek di kehamilan kedua ini berbeda Rosalinda, saat itu hari kamis siang ketika Saya buang air kecil keluar gumpalan darah sebesar ibu jari. Saya mulai panik dan banyak berdoa mengharapkan perubahan yang baik. Alhamdulillah mendapat petunjuk dari Allah SWT Saya memutuskan untuk periksa ke dokter klinik kandungan dengan usg berdimensi yang kala itu Saya memilih usg dari perut bukan transvaginal.
Dokter Obgyn itu berkata bahwa betul saya hamil dan punya 2 kantong bayi (berarti kembar) tapi salah satu isi di dalamnya tidak utuh itulah mengapa Saya flek sampai keluar gumpalan darah. Dokter menyarankan agar Saya banyak istirahat dan kembali 2 minggu lagi. Kembali dari klinik kandungan itu membuat Saya jadi galau dan gumpalan darah kian berlanjut setiap Saya buang air.
Jum'at pagi Saya putuskan untuk ke bidan Puskesmas dengan membawa hasil foto usg klinik kandungan setelah itu sodara-sodara kontan Saya di rujuk ke RS Islam pondok kopi untuk penanganan lebih lanjut dan Saya putuskan hari Senin ke Rumah Sakit. Masa itu RS Islam pondok kopi hanya menerima layanan BPJS kesehatan hari senin - jum'at. Setelah selesai sholat subuh Suamiku tercinta menyempatkan mengambil nomer antrian untuk Saya.
Setelah sarapan Saya berangkat ke RS Islam pondok kopi diantar Suamiku. Begitu nama Saya di panggil jantungku tidak karuan berulang kali Saya sebut dalam hati dokter Obgyn Kartini,Spog semoga baik semoga baik. Setelah kami berhadapan ternyata dokter Kartini lembut sekali, dia bertanya ada apa ? Yuk Saya periksa dengan senyum manisnya.
Result time, dokter menyatakan bahwa BO (Blighted Ovum) vonis adalah kuretase, mau nangis tapi Saya tahan, janin kembarku tidak bisa di selamatkan dan jadwal operasiku adalah besok! Saya bilang sejujurnya bahwa "Saya takut kuret dok", dengan santainya Obgyn Manis itu bilang "sama Saya tidak sakit sedikitpun, kamu Saya buat tidak sadar dan ketika kamu bangun semua sudah beres, itu janji Saya" hmm janji manismu menenangkanku dok semoga benar.
Keunggulan pemeriksaan awal kandungan di Faskes seperti di PusKesMas adalah pemeriksaan intense baik melalui ambil darah (cek gula darah/golongan darah dll) Serta cek urine, cek HIV dll. Ternyata ini sangat membantu ketika Kita di rujuk ke RS besar dengan fasilitas lengkap seperti RS Islam pondok kopi. Setelah melihat keseluruhan riwayat Saya dokter Kartini mengingkan 1 test darah yaitu cek ketika darah mulai keluar dan berhenti dari luka atau test Koagulasi sebelum operasi, dan hasilnya Alhamdulillah normal.
Tibalah keesokan pagi hari dimana Saya harus masuk Kamar, tidak berapa lama harus pasang infus tidur-tiduran manis sampai dzuhur Setelah itu minum obat dan ada obat yang di masukan dalam kelamin, tanpa minum tanpa makan karena harus puasa dari jam 6 pagi tadi. Selang 2 jam berlalu obat mulai bekerja banyak darah mulai keluar.
Ketika jadwal masuk jadwal tindakan tempat tidurku di dorong suster menuju ruang operasi, inilah kali kedua Saya melihat lampu-lampu dan dokter berbaju hijau dengan atribut operasi seperti tutup/topi berwarna senada bersiap dengan sarung tangan dan aneka benda seperti gunting, pisau dan lain-lain.
dr. Kartini menyapa ramah dengan senyum manis menenangkan lalu berkata "tenang ketika kamu bangun semua sudah beres tanpa rasa sakit" setelah itu memperkenalkan Saya pada dokter Anestesi. Saya di pindahkan ke kasur operasi, tangan kiri Saya di letakkan diatas meja Kayu lipat begitupun dengan tangan Kanan Saya. Tiba-tiba lampu operasi nyala begitu terangnya hanya doa kepada Allah SWT tiada henti Saya lafazkan.
dr. Anestesi mengejutkan Saya katanya "Saya mau membius ibu ya, nanti bangun semua akan baik-baik saja". Saya hanya berkata aamiin terima kasih dokter. Kemudian dokter memegang pergelangan tangan Saya dan cus suntikan bius masuk ke tempat central infus Saya di punggung telapak tangan dan hanya zikir yang Saya ucapkan Setelah itu tidak sadarkan diri sampai dokter Kartini membangunkan saya lalu berkata "habis mimpi apa?".
Saya hanya bisa mengucap Syukur pada Allah SWT yang maha baik karena membuat Saya sehat, tanpa rasa sakit dan baik-baik saja akan tetapi Saya ikut menangis ketika anak Saya bertanya " mama adik mana? yaa David tidak jadi punya adik ya ma huhuhuuu"
Dari kisah nyata hidup yang Saya alami diatas ada beberapa hikmah yang dapat diambil, antara lain:
1. Ketika Kita hamil ada baiknya rutin memeriksakan kehamilan baik di bidan maupun dokter.
2. Karena Saya pengguna kartu JKN KIS/BPJS kesehatan ada baiknya ikuti rules nya jadi ketika ada hal di luar itu segera di tindak dan yang utama adalah gratis.
3. Second opinion itu sangat penting agar Kita segera membuat keputusan.
4. Percaya pada dokter Obgyn yang menangani Kita itu adalah keharusan.
5. Pasrahkan semuanya pada yang maha Kuasa.
Setiap permasalahan yang datang pada kita wajib dan harus kita hadapi dengan tulus dan ikhlas, tidak semua hal yang kita inginkan dapat berjalan dengan baik. ada masa dimana ketika suratan takdir menyapa kita harus dilalui dengan hati merana, disinilah kesabaran kita harus menjadi garda terdepan dalam menjalani hidup.
Terima kasih sudah membaca pengalaman kuretase Saya ini, semoga bermanfaat dan bisa di ambil hikmahnya. Bila ada diantara kalian yang ingin berbagi hal yang sama, yuk tulis di kolom komentar ya🤩
Posting Komentar