Kesehatan ibu hamil dan balita masih menjadi masalah nasional yang belum terselesaikan, menjaga asupan gizi seimbang di lakukan mulai dari bayi dalam kandungan hingga balita. Efek dari masalah kurang gizi atau stunting dan obesitas, berdampak jangka pendek dan jangka panjang. Karena kedua masalah gizi ini menjadi indikator pembangunan kesehatan bangsa yang berpengaruh terhadap kualitas generasi penerus.
Saat ini pandemi masih tetap ada, untuk ini maka selain taati Prokes juga jaga asupan makanan sehat dengan gizi seimbang, hal ini perlu di lakukan karena akan berdampak pada gangguan metabolisme tubuh meningkatkan risiko individu seperti obesitas, diabetes, stroke, dan jantung.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB GIZI BURUK, OBESITAS DAN STUNTING
Pemerintah berupaya keras untuk meminimalisir kekurangan gizi dan stunting yang masih memprihatinkan ini, beragam cara dilakukan seperti posyandu yang didirikan di hampir setiap RW di lingkungan masyarakat tinggal. Selain itu adapula KIA atau Kesehatan Ibu dan Anak yang diberikan berupa buku pada setiap calon ibu. Lalu faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan masih terjadinya gizi buruk, obesitas dan stunting ini, berikut pemaparan saya :
1. Faktor kurangnya pengetahuan atau minimnya untuk mencari informasi tentang hal ini.
2. Faktor ekonomi yang sulit untuk menerapkan pemenuhan gizi seimbang.
3. Anggota keluarga yang melebihi dari anjuran pemerintah.
4. Kondisi tempat tinggal yang jauh dari pusat kesehatan masyarakat.
5. Belum mengetahui bagaimana mengatur atau menemukan menu baru untuk sumber pangan yang sehat bagi keluarga.
6. Malas bergerak, makanan yang tidak seimbang inilah faktor penyebab Obesitas yang sangat tinggi.
7. Kurangnya melakukan kunjungan pada puskesmas atau posyandu untuk mendapatkan informasi mengenai cara hidup sehat dan pemeriksaan diri secara berkala.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan upaya strategis yang harus dilakukan untuk mencegah dan mengatasi masalah gizi terutama stunting dimulai dengan deteksi dini, kegiatan ini dilakukan melalui pemantauan pertumbuhan dan perkembangan secara rutin di Posyandu.
Peran serta seorang ibu sangatlah penting untuk Pencegahan masalah gizi, stunting dan obesitas, ini semua dapat dilakukan mulai dari sebelum maupun setelah bayi lahir. Dampak Pada anak stunting terjadinya gagal tumbuh yang ditunjukkan dengan tinggi badan pendek dan perkembangan intelektual yang terhambat.
Dari hasil survei Status Gizi Indonesia (SGI) 2021, menunjukkan 1 dari 4 anak Indonesia mengalami stunting dan 1 dari 10 anak mengalami gizi kurang, Surrvei Studi Status Gizi Indonesia atau SSGI 2021 pun menyebutkan prevalensi stunting sebesar 24,4%. Sedangkan Menurut Riskesdas 2018 menyebutkan prevalensi obesitas pada Balita sebanyak 3,8% dan obesitas usia 18 tahun ke atas sebesar 21,8%.
Perbaikan gizi lebih diarahkan pada gizi seimbang sebagai solusi menurunkan stunting dan mencegah angka obesitas naik. Gizi seimbang bermakna luas berlaku pada semua kelompok umur, Penerapan gizi seimbang dilakukan dengan mengkonsumsi aneka ragam makanan, membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat, mempertahankan berat badan normal, dan melakukan aktivitas fisik.
LANGKAH - LANGKAH AGAR SELALU SEHAT DAN BAHAGIA BERSAMA KELUARGA
Saat ini pandemi masih berlangsung, untuk menghindari gizi buruk, obesitas dan stunting di keluarga kecil kita maka di perlukan upaya agar kesehatan keluarga selalu terjaga. Adapun cara yang dapat di lakukan adalah sebagai berikut:
• Asupan makanan bergizi secara rutin
(setiap kali makan) dengan teratur yang sesuai anjuran untuk kesehatan yaitu 4 sehat
• Lebih baik dan perbanyak mengkonsumsi buah dan sayur
untuk meningkatkan imunitas
• Kurangi makanan yang tinggi Gula Garam dan Lemak
• Aktivitas Fisik seperti (olahraga ringan, jalan santai atau paling tidak naik turun tangga secara teratur dan perbanyaklah minum air putih
• Kegiatan yang menarik serta menyenangkan
bersama keluarga contohnya memasak bersama, berkebun bersama, dll
Keluarga sehat adalah keinginan semua orang, hal ini tidak hanya baik untuk masa depan keluarga akan tetapi kita juga berpartisipasi dalam membantu program-program pemerintah untuk mengatasi gizi buruk dan obesitas. Kita semua harus bersinergi untuk meminimalisir hal-hal di atas.
Sebagai anggota masyarakat terkecil dalam keluarga kita sendirilah dapat di mulai merubah dengan perbaikan gizi dengan menu seimbang, banyak cara untuk memanfaatkan kearifan lokal yang Allah SWT berikan untuk menjadi sumber pangan yang berkualitas. Karena hanya dengan cara hidup yang berkualitas dan makanan berkualitaslah kita dapat menciptakan generasi yang berkualitas semoga bermanfaat dan wassalam.
Tak bisa dimungkiri, faktor ekonomi menurut sy yg paling penting, karena anak butuh gizi dan segalanya
BalasHapusBaik orang dewasa maupun anak-anak, semua wajib bergerak ya mba. Memang sih, untuk anak, tentu dapat mengoptimalkan tumbuh kembang
BalasHapusBagaimanapun peran ibu sangatlah penting dalam masa tumbuh kembang anak. Semoga Indonesia bisa segera bebas stunting ya aamiin
BalasHapusGaya hidup harus dibenahi pelan-pelan nih supaya lebih sehat. Aplagi sejak pandemi gini, anakku pun jadi banyak magernya. abis mau aktivitas keluar rumah pun was-was..
BalasHapusSeringkali orangtua memberikan apa yang enak, tapi belum tentu sehat untuk anak yaa.. Asalkan anak tenang dan kenyang, padahal mungkin bisa jadi kalau ditilik dari segi gizi, belum tentu baik.
BalasHapusObesitas sekarang jd perhatian mmng, walaupun masih bayi. Karena sekarang asupan nya kian beragam.. Jadi catatan buat aku nih mbak, banyak belajar..
BalasHapusnah ini yang penting untuk diketahui supaya lebih paham dengan kondisi bayi dan balita..
BalasHapus